PENDAHULUAN Kehidupan modern mengharuskan setiap individu untuk terus berinteraksi dengan informasi maupun sistem informasi. Informasi pun turut dinilai sebagai komponen penting dalam suatu kehidupan, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia saat ini hidup beriringan dengan berkembangnya informasi. Kebutuhan akan informasi setiap individu pun selalu berkembang dan bertambah setiap waktunya, kondisi ini mengakibatkan manusia harus terus berinteraksi dengan informasi guna beradaptasi dengan lingkungannya. Seseorang akan melakukan pencarian informasi ketika ia menyadari bahwa dirinya membutuhkan informasi, ia akan melewati berbagai proses dalam pemenuhan kebutuhan informasinya. Melihat kehidupan yang modern ini, tentu informasi akan dengan mudah didapatkan melalui berbagai sumber dan media. Informas-informasi baru akan terus ada setiap waktunya hingga mungkin tidak diketahui nilai informasi itu sendiri. Akibat banyaknya informasi yang terus bermunculan, informasi yang berkualitas mungkin akan sulit didapatkan. Maka dibutuhkan kemampuan dalam penelusuran informasi bagi setiap individu agar dapat menemukan informasi yang berkualitas dan relevan dengan informasi yang dibutuhkannya. Seiring berkembangnya teknologi informasi pun membawa banyak tantangan dan kekurangan dalam berperilaku informasi. Informasi akan dapat dengan mudah diakses dan tersebar tanpa melihat nilai informasi tersebut adalah benar, salah, atau bahkan bersifat rahasia. Oleh karena itu, informasi membutuhkan etika atau standar yang mengatur kehidupan informasi, agar informasi dapat digunakan sesuai dengan seharusnya. CAPAIAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mampu: Menjelaskan konsep penelusuran informasi Mengaplikasikan proses penelusuran informasi di kehidupan Menjelaskan pentingnya proses penelusuran informasi dalam memenuhi kebutuhan informasi Menjelaskan peran perpustakaan dalam proses penelusuran informasi bagi pemustaka Menjelaskan pengertian etika informasi Menerapkan etika informasi dalam kehidupan PENELUSURAN INFORMASI Informasi merupakan komponen yang tidak dapat lepas dari kehidupan seseorang, dimana informasi menjadi salah satu kebutuhan utama seseorang. Informasi dapat memberikan suatu pengetahuan atau pemahaman baru maupun lama kepada seseorang. Setiap individu pun memiliki kebutuhan akan informasi yang berbeda. Ketika seseorang menyadari bahwa dirinya membutuhkan informasi, ia akan mulai melakukan proses perilaku informasi yang meliputi pencarian hingga penggunaan informasi. Dalam pencariannya, seseorang akan melakukan penelusuran informasi guna menemukan informasi yang dibutuhkan. Mutiarani dan Rahmah (2018) mengungkapkan bahwa karena adanya keberanekaragaman informasi membentuk masalah tersendiri dalam memenuhi kebutuhan informasi seseorang, maka dibutuhkan strategi dalam mencari informasi agar informasi ditemukan dengan cepat, tepat dan akurat. Proses inilah yang disebut dengan temu kembali informasi, atau secara spesifik menyangkut penelusuran informasi. Tidak jauh dari pengertian tersebut, penelusuran informasi secara sederhana menurut Kingray (2005) merupakan sebuah proses mencari informasi yang melibatkan beberapa kegiatan. Dia mengatakan bahwa "in the simplest terms, information seeking involves the search, information retrieval, recognition, and application of meaningful content." Bahwa secara sederhana penelusuran informasi melibatkan pencarian, temu kembali informasi, pengenalan, dan penerapan informasi. Adapun sekilas terkait sistem temu kembali informasi, dimana terdapat interaksi dengan suatu sistem yang dapat membantu seseorang dalam menemukan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan. Temu kembali informasi akan mempermudah seseorang menemukan sumber informasi yang ia dapatkan. Putra (2017) secara singkat menjelaskan bahwa penelusuran Informasi merupakan proses penemuan kembali informasi yang dibutuhkan pemakai yang disimpan dalam suatu sistem informasi, selain itu kegiatan penelusuran informasi penting untuk dilakukan karena dapat membantu pengguna dalam temu balik informasi. Oleh karena itu, tujuan dari penelusuran informasi adalah memenuhi kebutuhan informasi seseorang dengan informasi yang tepat, relevan dan akurat. Apabila dilihat dari berbagai pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa penelusuran informasi merupakan suatu kegiatan untuk mencari dan menelusuri informasi guna memenuhi kebutuhan informasi seseorang. Seseorang yang sadar akan kebutuhan informasi nya akan mulai melakukan penelusuran informasi dengan melalui beberapa tahap, proses dan berbagai cara. Menurut Pattah (2014), dalam penelusuran informasi, pemakai dapat menelusuri berbagai sumber informasi, tidak dibatasi hanya dengan satu sumber. Selain itu, pemakai dapat menilai sumber informasi yang lebih relevan dengan informasi yang ia butuhkan. Maka dari itu, seseorang harus memiliki strategi dalam penelusuran informasi guna menemukan informasi tepat, relevan dan akurat sesuai dengan kebutuhannya. Perilaku penelusuran informasi mengharuskan pemustaka berinteraksi dengan suatu media atau sistem informasi dalam menjalankan prosesnya, baik manual seperti melalui buku maupun berbasis digital seperti komputer. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelusuran informasi dapat dilakukan dengan manual maupun berbasis digital. Penggunaan media atau sistem informasi yang tepat akan menghasilkan informasi yang tepat pula. Penelusuran informasi dengan cara manual dapat dilakukan dengan menggunakan katalog yang tersedia, bibliografi, indeks maupun abstrak. Sebaliknya, penelusuran informasi berbasis digital dilakukan dengan adanya interaksi dengan sistem informasi atau media elektronik, cara ini dapat dilakukan dengan pencarian melalui search engine, database, OPAC (Online Public Access Catalog), Jurnal Elektronik, dan informasi elektronik atau digital yang tersedia. Penggunaan media atau alat dan pemilihan cara dalam penelusuran informasi memiliki perbedaan tersendiri, dimana penelusuran informasi secara digital lebih mempercepat proses pencarian. Sedangkan apabila penelusuran informasi secara konvensional akan membutuhkan waktu yang relatif lebih lama, namun kualitas informasi dapat dengan mudah diketahui. Perpustakaan memiliki tugas untuk menyediakan pelayanan bagi pemustaka yang hendak melakukan penelusuran informasi. Pelayanan yang diberikan perpustakaan dapat berupa pengarahan atau user education, fasilitas untuk melakukan penelusuran informasi, penyediaan sumber informasi, dan sebagainya. Perpustakaan merupakan lembaga yang menyediakan informasi, bahkan disebut dengan pusat informasi. Maka perpustakaan harus dapat memberikan pelayanan informasi, akses informasi dan penyedia bagi masyarakat yang dapat dipercaya. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Purwaningtyas (2018) bahwa perpustakaan merupakan penyedia informasi maupun pengetahuan yang dapat dipercaya dan akurat serta menyediakan akses dan koleksi kepada pemustaka baik menggunakan metode konvensional maupun digital. Keterkaitan kemampuan literasi informasi dengan penelusuran informasi adalah bahwa seseorang akan memiliki kemampuan literasi informasi yang baik apabila dapat melakukan dan membentuk strategi penelusuran informasi. Penelusuran informasi mengharuskan pemustaka untuk mencari dan mendapatkan informasi yang akurat, kredibel, dan sebagainya. Hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan literasi informasi seseorang. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan penelusuran informasi, seseorang harus memiliki strategi guna memenuhi kebutuhan informasinya dengan informasi yang lebih berkualitas. PROSES DAN STRATEGI PENELUSURAN INFORMASI Banyaknya berbagai informasi yang beredar mengharuskan penelusur untuk menyaring informasi, sebab suatu informasi belum tentu berkualitas dan sesuai dengan yang dibutuhkan. Menurut Nashihuddin (2015) pentingnya strategi dalam aktivitas penelusuran informasi adalah dikarenakan beberapa hal, diantaranya (1) informasi yang tersedia sangatlah banyak, luas, dan beragam; (2) agar dapat menemukan dan mendapatkan informasi yang relevan; (3) agar dapat menghemat waktu dalam proses pencarian; serta (4) mempermudah proses pencarian informasi. Selain itu, menurut Purwaningtyas (2018), penyusunan strategi penelusuran informasi dapat melalui sumber dan akses yang bernilai kredibel dan akurat dengan melakukan evaluasi terhadap media yang digunakan. Kualitas sebuah informasi dapat dilihat dari pengarang, motif dan tujuan, kemutakhiran, referensi yang kredibel, tinjauan dari para ahli dan bersifat objektif. Melihat kedua pernyataan tersebut, dapat kita ketahui bahwa memiliki strategi dalam proses penelusuran dapat mempermudah dan menghemat waktu pencarian informasi yang dibutuhkan. Strategi penelusuran informasi dapat mempermudah seseorang dalam melakukan proses penelusuran informasi. Dengan strategi seseorang dapat melangkah sesuai dengan arahan dan tahapan yang terstruktur. Ragains (2013) menyajikan strategi yang dapat dilakukan dalam penelusuran informasi guna memberikan pengajaran dan pengalaman kepada pemustaka: Merumuskan topik yang akan ditelusuri dengan kata kunci tertentu, seperti kata benda, waktu (tahun), atau informasi lain yang sesuai dan berkaitan dengan topik tersebut. Sebagai contoh, Anda membutuhkan data terkait jumlah kelahiran pada tahun tertentu, maka Anda dapat menggunakan "angka kelahiran tahun 2009" atau tahun lainnya sebagai kata kunci penelusuran; Melakukan penelusuran menggunakan kata kunci topik yang telah dirumuskan sebelumnya dan memeriksa atau evaluasi terkait informasi tersebut, apakah sesuai dengan kebutuhan . Terkadang jumlah informasi yang kita dapatkan setelah melakukan pencarian sangatlah banyak, sehingga diperlukan evaluasi untuk menentukan dan memilih informasi yang sekiranya benar-benar dibutuhkan dan tepat dengan yang kita butuhkan. Seperti, apakah semua informasi tersebut dapat menjawab pertanyaan kita terkait suatu permasalahan?; Memodifikasi penelusuran dengan istilah lain yang lebih luas, sempit, maupun istilah berkaitan lainnya. Hal ini dapat memaksimalkan penelusuran informasi, apabila menggunakan istilah yang lebih luas maka hasil penelusuran pun akan semakin luas dan memperbesar hasil temuan. Sedangkan apabila mempersempit istilah maka hasil temuan akan lebih signifikan dan tepat.Sebagai contoh Anda ingin mencari informasi yang berkaitan dengan komunikasi. Apabila kata kunci yang digunakan hanya sekedar "komunikasi" maka hasil pencarian akan menampakkan semua hal berkaitan dengan komunikasi. Anda dapat mempersempit pencarian tersebut dengan beberapa kata kunci, seperti "komunikasi organisasi" yang akan menghasilkan informasi berkaitan dengan komunikasi organisasi saja; Membatasi hasil penelusuran. Dengan membatasi hasil penelusuran pemustaka dapat menemukan informasi yang lebih relevan, akurat dan sesuai dengan kebutuhannya. Pembatasan ini dapat dilakukan dengan membatasi sumber informasi mulai dari tahun penerbitan, bahasa yang digunakan, format, dan sebagainya. sebagai contoh, ketika melakukan penelusuran sebuah topik dibatasi dengan menggunakan terbitan tahun tertentu seperti dari tahun 2020 hingga 2021, maka dapat ditemukan informasi yang mutakhir (terbaru) sesuai dengan topik yang dipilih; Mengevaluasi modifikasi . Setelah memodifikasi istilah-istilah, penelusur atau pemustaka dapat memberikan penilaian terhadap hasil temuannya. Sebagai contoh, menilai apakah informasi ini akurat, berasal dari sumber yang kredibel, sesuai kebutuhan, dan sebagainya; Mengirim dan meng ekstrak hasil penelusuran. Informasi-informasi yang telah terkumpul, Anda dapat mengekstrak informasi-informasi tersebut seperti mencari kesamaan, perbedaan, dan sebagainya; Menentukan keluasan sumber pada sebuah topik dan identifikasi sumber lain untuk dicari dan ditelusuri. Setelah menemukan sebuah informasi, haruslah diketahui keluasan sumber yang diperoleh, serta dapat melakukan perluasan sumber apabila dibutuhkan. Sebagai contoh apabila dirasa belum puas dengan informasi yang telah dikumpulkan, maka Anda dapat mengidentifikasi sumber-sumber yang memiliki potensi untuk memenuhi kebutuhan informasi Anda. Selain itu, Ellis (1993) turut menggambarkan model penelusuran informasinya dengan membagi menjadi delapan tahapan, sebagai berikut: 1. Starting adalah fase permulaan dimana seseorang memulai pencarian dengan pencarian referensi guna menemukan informasi yang akan diteliti dengan memanfaatkan sumber informasi sekunder seperti abstrak, indeks, pratinjau, sinopsis, dan sebagainya berkaitan dengan topik yang diminati. 2. Chaining atau penghubungan, pada tahap ini seseorang mulai menghubungkan daftar literatur dengan referensi inti dari literatur yang ia gunakan. Tahap ini dapat dilakukan dengan melihat atau mencari daftar pustaka yang terdapat dalam referensi inti atau mencari materi lain berdasarkan subjek maupun nama penulis yang digunakan oleh referensi inti. 3. Browsing atau menjelajah, yaitu tahap dimana seseorang akan mulai melakukan pengarahan pencarian berdasarkan sumber informasi potensial yang kemudian nantinya akan diidentifikasi sesuai dengan bidang yang dibutuhkan maupun diminati. Dalam hal ini seseorang dapat mencari melalui berbagai media seperti seminar, buku-buku, pameran, dan media lainnya baik dalam bentuk digital maupun bentuk fisik. 4. Differentiating atau pembedaan, tahap ini merupakan tahap dimana seseorang mulai membedakan sumber informasi sesuai dengan kualitas sumber tersebut , hal ini bertujuan agar informasi yang akan digunakan merupakan informasi yang berasal dari sumber informasi berkualitas. 5. Monitoring atau pemantauan, merupakan kegiatan pemantauan perkembangan informasi yang diikuti atau diminati dari berbagai sumber tertentu. Sebagai contoh memantau perkembangan informasi yang berkaitan dengan suatu fenomena, seperti perkembangan angka persentase literasi suatu sekolah, fenomena banjir di suatu daerah, dan sebagainya. 6. Extracting , tahap ini digunakan ketika hendak melakukan kajian pustaka dengan cara memilih dan mengelompokkan informasi yang menjadi minatnya melalui katalog, abstrak, bibliografi dan indeks. 7. Verifying , adalah tahap penilaian informasi dengan menguji ketepatan informasi tersebut, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan maupun minatnya. 8. Ending adalah tahap akhir dari kegiatan penelusuran informasi. Kegiatan ini ditandai dengan telah terpenuhinya kebutuhan informasi atau telah terjawabnya permasalahan pengguna informasi tersebut. Kedua strategi tersebut yang telah dirancang oleh Ellis dan Ragains memiliki beberapa persamaan, dimana dalam penelusuran informasi dibutuhkan sumber informasi yang berpotensi untuk memperoleh informasi berkualitas. Meskipun keduanya berbeda, masing-masing strategi tentu akan mempermudah penelusuran, karena proses penelusuran informasi akan menjadi lebih terstruktur dan tersusun rapi sehingga memungkinkan pemustaka dalam menemukan informasi berkualitas dan sesuai dengan kebutuhannya. ETIKA INFORMASI Etika berasal dari bahasa Yunani (ethos, ethikos) yang memiliki arti adat kebiasaan atau praktik. Etika sendiri dalam KBBI memiliki arti ilmu mengenai apa yang baik dan apa yang buruk serta tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dari dua arti tersebut dapat disimpulkan bahwa arti etika dalam bahasa adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan praktik atau kebiasaan dengan memperhatikan nilai moral yang terkandung. Tidak jauh dari pengertian etika menurut bahasa, Bertens (2005) mengelompokkan pengertian etika menjadi tiga pengertian. Pertama, sebagai pegangan seseorang dalam bertindak dan mengatur tingkah lakunya. Kedua, sebagai kumpulan asas atau nilai moral, dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kode etika. Ketiga, etika merupakan ilmu tentang yang baik dan yang buruk, etika dianggap sebagai ilmu apabila kemungkinan etis (terkait sebuah tindakan) telah diterima oleh masyarakat. Selain itu, Niam (2019) memberikan pengertian terkait kode etik, dimana kode etik merupakan norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan dalam bertingkah laku kehidupan sehari-hari di lingkungan masyarakat maupun tempat kerja. Dalam kehidupan berinformasi terdapat aturan atau kode etik yang mengatur dan memberikan batasan dalam berperilaku informasi. Smith (2001) menjelaskan terkait etika informasi bahwa "Information ethics is concerned with the moral dilemmas and ethical conflicts that arise in interactions between human beings and information (creation, organization, dissemination, and use), information and communications technologies (ICTs), and information systems." (Smith, 2001, hlm. 29-66). Dari pengertian tersebut, dapat kita ketahui bahwa etika informasi berkaitan dengan masalah moral dan konflik yang berhubungan dengan etika yang timbul ketika adanya interaksi antara manusia dengan informasi (di dalamnya termasuk penciptaan, organisasi, penyebaran dan penggunaan), teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan sistem informasi. Silahkan Anda lihat infografis dibawah ini: Perkembangan informasi maupun teknologi informasi membentuk era modern yang turut melahirkan banyak isu permasalahan yang berkaitan dengan informasi. Hal ini akhirnya, mengharuskan setiap individu untuk selalu waspada dan bertindak sesuai dengan aturan yang ada.Adapun jenis permasalahan pada etika informasi yang dialami professional informasi dalam Tredinnick dan Laybats (2020) sebagai berikut: Standar praktik professional : Berkaitan dengan integritas hubungan, seperti tanggung jawab antar klien, atasan, rekan maupun bawahan. Sebagian besar menyoroti permasalahan pada praktik professional. Integritas informasi : dalam penggunaan informasi seseorang akan bertanggung jawab terhadap informasi yang digunakan terkait keakurasian, kesesuaian, dan kelengkapan informasi tersebut. Sensor: Terkadang sebuah informasi bersifat menyinggung, hal seperti ini haruslah dihapus. Sensor ini akan menghilangkan atau menutup informasi yang menyinggu, sebagai contoh informasi yang berkaitan dengan suatu budaya yang seharusnya tidak disebarkan. Privasi: Hal ini mencakup semua yang berkaitan dengan privasi informasi, seperti privasi klien, rekan, dan sebagainya. Masalah privasi yang kerap terjadi adalah adanya pencarian terkait data pribadi. Kekayaan intelektual: Berkaitan dengan isu-isu etis seputar ketaatan hukum kekayaan intelektual, khususnya terkait penyampaian informasi kepada lain pihak (pihak 3). Penyalahgunaan komputer: Umumnya terjadi pada perpustakaan umum, dimana terkadang komputer dengan akses terbuka disalahgunakan. Selanjutnya silahkan Anda mengakses beragam materi, mengerjakan tugas, dan menyampaikan pendapat pada forum diskusi.
Course Modules Modul: Penelusuran Informasi dan Etika Informasi
Video: Etika Informasi
Power Point: Penelusuran Informasi dan Etika Informasi
Tugas: Penelusuran Informasi dan Etika Informasi
Diskusi: Penelusuran Informasi dan Etika Informasi
Rangkuman: Penelusuran Informasi dan Etika Informasi