4 Anggapan Salah tentang Kuliah di Jepang
KOMPAS.com – Tak sedikit pelajar Indonesia batal kuliah di Jepang karena takut berhadapan dengan berbagai kendala di sana. Tidak bisa dimungkiri bahwa budaya kedua negara ini memang jauh berbeda.
Banyak pelajar enggan kuliah di Jepang karena khawatir dengan biaya mahal atau perbedaan bahasa. Padahal, keduanya bukan masalah.
Berikut ini beberapa anggapan yang salah mengenai kuliah di Jepang:
Menyesuaikan gaya hidup
Banyak mahasiswa Indonesia kesulitan menyesuaikan diri dengan kebiasaan hidup di Negeri Sakura. Pasalnya di sana semua begitu teratur, mulai dari naik kereta sampai membuang sampah memiliki tata cara masing-masing.
Anda hanya butuh waktu untuk menyesuaikan diri. Lama-lama Anda akan terbiasa karena tinggal di Jepang tidaklah sulit.
Di samping warganya terkenal ramah dan santun, fasilitas umum di Jepang sudah tertata rapi. Jika Anda butuh bantuan, warga lokal tak akan sungkan untuk menolong.
Mahal!
Kenyataannya biaya pendidikan dan hidup di Jepang memang mahal. Satu hal yang tidak diketahui banyak orang adalah hal itu berbanding lurus dengan banyaknya kucuran beasiswa.
Seleksi beasiswa di Jepang hanya berdasarkan prestasi akademik. Ragamnya bermacam-macam, seperti beasiswa kampus, swasta, bantuan daerah, serta berupa potongan biaya studi.
Anda dapat menerima beasiswa itu sepanjang masa kuliah, asal mampu mempertahankan nilai baik. Informasi seputar beasiswa pun terbuka dan tersebar di kampus-kampus.
Susah cari makanan halal
Hari ini sudah banyak restoran bersertifikat halal di Jepang dan bisa dicari lewat internet. Kedai makanan halal juga cenderung mudah ditemukan di sekitar universitas.
Solusi lainnya, pesan makanan berbahan dasar ikan dan produk laut lainnya saat di restoran. Selain itu, memasak sendiri juga bisa menjadi pilihan sekaligus membantu Anda berhemat.
Kendala bahasa
Mahasiswa asing memang disyaratkan lolos tes kemampuan bahasa Jepang (JLPT) level 1 atau 2 sebelum menempuh pendidikan di Negeri Matahari Terbit. Jangan takut, terdapat banyak sekolah bahasa tersebar di negeri itu.
Jika ingin lebih mudah, Anda bisa mencari universitas yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Program English Track (E-Track) dari Tokyo International University, misalnya.
E-Track membuka kesempatan kuliah untuk mahasiswa internasional dari berbagai negara. Calon mahasiswa dapat memilih jurusan Hubungan Internasional atau Bisnis Ekonomi.
Mahasiswa E-Track punya peluang mendapatkan beasiswa berupa potongan biaya kuliah 30 persen sampai 100 persen per tahun. Terdapat juga kesempatan menempuh pendidikan double degreedi Amerika yang bekerja sama dengan Willamete University.
Tahun ini, E-Track membuka pendaftaran masuk kuliah serta beasiswa mulai 6 November sampai 20 November 2015. Pendaftaran program kuliah dan beasiswa E-Track hanya dilakukan melalui seleksi dokumen.
Anda dapat membawa satu esai berbahasa Inggris dan sertifikat kemampuan bahasa Inggris, misalnya IELTS (minimal skor 5,5 ), TOEFL IBT (minimal skor 61), atau TOEIC (minimal skor 700) saat pendaftaran. Calon mahasiswa dapat melakukan pendaftaranonline lewat https://tiu.applyjapan.com dengan formulir pendaftaran dapat diunduh lewat situs ini.
E-Track juga membuka kesempatan konsultasi berbahasa Indonesia dengan PIC TIU di Jakarta (Fuji Staff) lewat sambungan telepon 021-252-3716 atau e-mail: tiu@fujistaff.co.id. Anda bisa pula menghubungi Tokyo Office memakai bahasa Inggris atau Jepang melalui telepon +81-3-3362-9644 dan e-mail:etrack@tiu.ac.jp.
TIU akan hadir pula di Education Fair Jasso yang akan diadakan pada 14 November 2015 di The Square Ballroom, Surabaya; dan pada 15 November 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta.
Siap berangkat ke Jepang?